Rabu, 06 Juli 2011

Senyuman Indah Sang Calon Guru Biologi

Sore itu , Minggu 20 Juni 2011 , aku duduk menatap keramaian kampus Universitas Indraprasta PGRI sendiri , Aku menatap para mahasiswa yang lalu lalang , berjalan cepat dengan bawaan buku-buku modul yang ekstra berat . Mataku melirik ke kiri dan kanan menanti seseorang yang hampir 3 bulan tak bertemu denganku , aku yang kebetulan sedang berada di lenteng agung sekalian menyempatkan diri untuk pulang bersama ke bogor bersama narasumber utamaku . Noviana .
Jarum jam ditangaku menunjuk ke angka 4 , tidak terasa aku telah menungggu hampir setengah jam . namun sosok yang aku nantikan tak kunjung datang , berkali-kali aku mengirim sms tapi tak kunjung ada balasan , aku tetap menunggu , Bosan , aku berjalan – jalan di area pelataran kampus , kampus UNINDRA Yang menjulang tinggi membuat halaman kampus ini tidak terlalu besar .
Entah sudah berapa kali aku bulak-balik , berjalan maju mundur , namun orang yang aku nantikan tidak kunjung terlihat . seseorang berjilbab duduk di dekat tempatku berdiri , aku tidak menghiraukannya , mataku terus mengamati orang-orang yang keluar satu persatu dari dalam kampus , namun Noviana tidak kunjung terlihat .
Hapeku bergetar . “ Gue udah didepan kampus “ akhirnya Noviana membalas SMS ku , aku mengetik balasan SMS sambil membelakangi orang dibelakangku “ Gue udah didepan kampus lu dari tadi , lo dimana sih !! “ aku memberi penekanan . Bunyi dering SMS terdengar dari arah belakangku , aku langsung berbalik badan , cewek berjilbab tadi sedang mengetik SMS , Aku berjalan kearahnya , aku kaget bercampur bahagia melihat penampilan barunya .
“ Noviana ?? “ suaraku terdengar keheranan
“ Oh , yang tadi ngebelakangin gue elo “ jawabnya
Aku masih sedikit heran melihat penampilan baru Noviana , ia terlihat berbeda dari sebelumnya , rambut keritingnya yang bisa dikuncir kini tertutup rapat oleh jilbab panjang warna hitam ,baju kaos yang pendek yang biasa ia kenakan kini terganti oleh kemeja lengan panjang berwarna ungu , celana jeans ketat yang bisa ia kenakan kini berganti rok panjang , aku sangat bahagia melihat penampilan baru Noviana .
“ Kapan pake jilbab nov ? “ Tanyaku , masih sedikit penasaran . Aku masih sedikit kurang percaya Noviana yang tomboy kini menjadi feminim dan alim
“ Udah lama kalii “ Jawabnya santai
“ berapa bulan ? “
“ baru 1 bulan sih “ dia tertawa lebar , lesung pipitnya langsung mengembang di pipi hitam maninsya .
aku berbincang dengan Noviana didalam angkot jurusan cileungsi – kampung rambutan yang padat , jalanan di cibubur macet parah karena akhir pekan , aku dan Noviana pun transit dulu di Plaza Cibubur menunggu kemacetan sedikit berkurang .
Sampai di Plaza , kami langsung memesan makanan disebuah restoran Ayam , sambil berbincang-bincang kami makan dengan lahap .Selesai makan kami kembali mengobrol , Noviana tertawa lebar saat membicarakan masa-masa sekolah kami yang penuh kenangan manis , senyuman Noviana kini sangat berbeda saat 3 bulan lalu aku bertemu dengannya di pernikahan adik bungsunya Siti . Noviana tersenyum manis dan tertawa lepas saat bersamaku kini , ia seakan lupa dengan keperihan hatinya saat harus merelakan adiknya mendahului ia untuk menikah .
**************
7 tahun lalu aku bertemu dengannya saat aku kelas 3 SMP , saat SMP aku tidak begitu mengenal Noviana , ia adalah tipe anak pendiam , yang duduk di kursi paling depan , sedangkan saat itu aku duduk di bangku paling belakang yang berada di Pojok kelas , saat SMP aku jarang berbicara dengan Noviana , aku hanya sekedar mengenal bahwa ia adalah Noviana , dan ia teman sekelasku .
Saat SMA aku kembali bertemu dengannya , saat masa Orientasi siswa SMA aku dan Noviana seakaan tidak pernah bertemu , aku malah mencari teman baru dari sekolah yang berbeda , tak pernah berbicara dan tak pernah bertegur sapa satu sama lain , Aku malah lebih akrab dengan teman baruku di bandingkan dengan Noviana yang sudah aku kenal sejak SMP .
Sesudah MOS aku jatuh sakit , hingga masuk SMA setelah kegiatan belajar telah berlangsung selama 2 minggu , sewaktu MOS aku dan Eva teman baruku telah berjanji akan duduk bersama , namun kenyataannya saat aku pertama kali menginjakkan kakiku di kelas X-1 . Eva telah mempunyai teman sebangku .
“ Wah , aku kira kamu pindah sekolah nov , abis kamunya gak pernah masuk “ eva mengklarifikasi penyebab ia mengingkari janjinya kepadaku .
“ Oh , iya bangku paling depan masih kosong kok nov , kamu disitu aja “ tambah eva
Akupun menurut , karena memang hanya itu kursi kosong yang tersisa , saat itu aku belum mengetahui dengan siapa aku duduk , hingga seseorang masuk kedalam kelas dan meletakkan tas nya di kursi yang akan aku duduki . Aku sedikit kaget , aku tidak menyangka bahwa ia adalah orang yang akan menjadi partnerku selama 1 tahun ini .
Ia tersenyum . aku membalasnya dengan senyuman tidak bersemangat ,
“ Apa kabar Nov ? “ aku menyapa dengan suara serak , bahkan parau
“ Baik “ jawabnya singkat , ia langsung duduk , membuka buku pelajaran dan membacanya , ia tidak menghiraukan ku , aku pun pergi meninggalkannya bersama eva dan citra .
“ bukannya kamu satu SMP sama Noviana ya Nov ? “ Tanya Eva di sela-sela sarapan gorengan kami
Aku mengganguk
“ Kok kayak gak kenal gitu sih “ gantian Citra , teman sebangku Eva yang bertanya
Ditanya seperti itu aku bingung menjawabnya , aku juga tidak mengerti mengapa aku dan Noviana tidak akrab , Noviana terlalu pendiam , mungkin itulah salah satu alasan mengapa aku tidak terlalu menyukainya .
Bel Masuk berbunyi , kami langsung berlari dari kantin menuju kelas kami dilantai 2 , Guru Matematika telah berdiri didepan WhiteBoard , aku langsung duduk , Noviana diam , ia seakan tidak merasakan kehadiranku , ia mencatat dengan semangat semua pelajaran yang diberikan guru kami . Saat pak Marsudi guru matematika memberikan soal , aku sama sekali tidak mengerti , selain ketinggalan pelajaran , aku juga tertinggal menulis .
“ Nofita kerjakan nomor 1 “ Pak marsudi memanggil namaku , aku sama sekali belum mengerjakan , mencatat sooalnya saja belum . Noviana terlihat tenang disampingku , wajahnya terpaku kearah buku , tangannya dengan cermat menulis rumus , aku yang tidak mengerti mencoba mengerjakan namun aku tidak percaya diri , aku takut salah mengerjakan soal .
“ Silahkan Nofita “ pak marsudi menghampiri mejaku , memberikan spidol kepadaku , tanganku gemetaran memegang spidol , aku yang sama sekali tidak mengerti belum menuliskan apa-apa di atas lembaran buku matematikaku , saat aku berdiri , noviana menyodorkan bukunya .
“ Bawa kedepan aja “ ungkapnya
Aku langsung membawa buku bersampul coklat milik Noviana , aku menuliskan semua jawaban Noviana di Whiteboard , saat selesai aku langsung mengembalikan buku Noviana , ia tersenyum “ kalo salah gak apa-apa kan ?” ungkapnya
Aku mengganguk “ iya gak apa-apa kok “ aku duduk lemas di kursi , hari pertama masuk SMA membuatku berkeringat deras , baju seragam putih baru ku basah oleh guyuran keringat yang keluar dari semua pori-pori kulitku .namun Noviana terlihat santai disampingku , ia mengerjakan soal-soal yang lain dengan semangat .
Pak Marsudi membahas jawabanku , hatiku sangat gembira saat pembahasan pak Marsudi membuktikan bahwa jawaban yang aku tulis adalah jawaban yang benar . walaupun jawaban itu milik noviana setidaknya aku tidak malu karena jawabanku benar didepan kelas .
Pelajaran demi pelajaran aku lewati , selama pelajaran aku seakan duduk sendiri , karena Noviana hanya diam terpaku memandang guru , menulis catatan , dan langsung pulang tanpa pamit dan bicara kepadaku , aku merasa 1 tahun di kelas 10 akan membosankan karena teman sebangkuku amat pendiam .
****************
Pemikiranku pada saat hari pertama masuk , memang terbukti , 1 bulan duduk bersamanya . hari demi hari yang aku lalui bersama Noviana berjalan membosankan , kami jarang mengobrol , tidak pernah jajan bersama , setiap istirahat sekolah Noviana selalu diam dikelas , membaca buku dan membuat rumus-rumus cara cepat berhitung ,aku yang tidak bisa diam sering jalan-jalan di kelas , hinggap di kursi dimana terjadi keramaian , sedangkan Noviana tetap duduk di kursi depan , mengasingkan diri dari keramaian kelas .
“ Nov , jajan yuuk “ Untuk pertama kalinya aku mengajaknya , setelah sekolah sudah berjalan 1 semester .
Ia berdiri dari kursi , ia tidak menjawab tapi ia mengikuti langkahku ke kantin , entah dorongan dari mana dengan gampangnya aku berkomentar tentang sikap noviana yang membosankan selama duduk bersamaku , “ jangan diem aja atuh Nov , bosen gue teh “ ucapku polos dengan aksen sunda kasar
Noviana tetap berjalan , ia seakan tidak mendengar perkataanku , “ Anak-anak ngira elu teh sombong nov , mentang-mentang pinter sorangan bae “ lanjutku . akhirnya noviana memalingkan wajahnya kearahku , bukannya marah ia malah tersenyum “ emang aku sombong banget ya ? “ tanyanya
“ iya , sombong banget “ jawabku enteng , tidak memikirkan perasaan Noviana akan marah atau tidak kepadaku
“ Aku gak biasa ngomong , tapi dicoba banyak ngomong deh “ jawabnya
“ ngomong aja pake acara coba-coba nov , ungkapin aja yang ada di hati kamu , jangan diem aja “ aku memberikan pengarahan , kepada orang yang sulit berkomunikasi seperti noviana , sampai kantin ia sedikit berubah , ia menanyaiku mau makan apa , abis pulang mau kemana , efek besar terjadi di diri noviana , noviana akhirnya bersuara juga , kadang dalam sehari aku hanya mendengar suaranya saat absen saja .
Akhir-akhir hari dikelas 1 SMA akan berakhir , Noviana ternyata orang yang enak diajak ngobrol selama ini dia menutup diri karena tidak percaya diri dengan keadaan keluarganya yang kurang mampu , ayah Noviana hanya seoarang supir angkot dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa , selama Istirahat ia jarang jajan sebab ia hanya diberikan uang untuk ongkos saja , ia biasa puasa senin kamis dan lebih memilih belajar . Pergi kesekolah baginya adalah hal yang sulit , maka dari itu ia menjalankan kegiatan di sekolah dengan belajar maksimal , sebab sampai rumah masih banyak pekerjaan rumah yang menantinya .



********
Kelas 10 telah lalu , hari itu aku bahagia bukan main saat mengetahui bahwa aku masuk kelas XI IPA 1 , Citra dan Eva masuk IPS , Noviana mengajak duduk bersamaku lagi saat aku bertemu dengannya di pintu kelas baruku , aku langsung mengganguk , aku masuk IPA juga karena Noviana yang sabar mengajariku pelajaran Fisika yang sangat tidak aku sukai .
Noviana mengajakku duduk di bangku paling depan lagi , namun aku menggeleng . “ Jangan didepan lagi ahh “ ungkapku , ia menurut , ia mengikuti langkah kakiku yang memilih bangku di baris ke 3 . ia meletakkan tasnya di bangku yang aku pilih . “ Ini bangku paling strategis Nov “ ungkapku bahagia padahal aku senang karena tidak lagi harus duduk dibangku paling depan .
Saat pelajaran Noviana masih suka diam , saat aku bertanya dia tidak akan langsung menjawab , ia masih sombong jika sedang asyik belajar , di bangku belakangku ada 2 orang cowok yang sangat berisik dan tidak bisa diam , mereka sering membuat noviana marah karena sering membuyarkan konsentrasi noviana , aku malah senang jika adi dan bisri menggangu Noviana , karena Noviana akan sering mengamuk dan mengejar kedua mahkluk rese dalam kelas XI IPA . Melihat Noviana di Usili aku akan tertawa dan rasa bosan ku saat didiamkan Noviana belajar akan hilang .
Aku , Noviana , Adhi , dan Bisri menjadi teman baik walaupun kadang kami berempat sering bertengkar , Sifat Adhi hampir sama dengan Noviana , ia pendiam dan tidak suka diganggu jika sedang membaca komik atau pelajaran , Bisri , adalah tipe cowo pecicilan yang tidak bisa diam , Kami berempat saling melengkapi , hingga hari-hari berjalan dengan cepat dan tak terasa ujung dari hari-hari di SMA akan berakhir .
2 Tahun berada di kelas IPA , Mempelajari semua pelajaran yang diberikan oleh guru-guru kami , dan akhirnya di saat-saat terakhir terasa sangat menyedihkan , aku dan Noviana berjanji untuk masuk di Universitas yang sama Noviana , saat kelulusan kami semua saling melepaskan rasa bahagia bercampur kesedihan , dan akhirnya sesuatu yang dimulai akhirnya akan berakhir juga , Masa SMA ku tertutup dengan torehan kertas yang diisi beragam cerita dan warna .

********
2 Bulan aku liburan dirumah , Ibuku selalu menyuruhku untuk kuliah jurusan pendidikan mengikutinya jejaknya menjadi guru , namun aku menolak dengan beribu alasan . Hingga suatu hari mama membawa formulir pendaftaran UNINDRA , dan mengambil jurusan pendidikan Biologi , aku langsung menolak , walaupun aku menyukai biologi tapi aku tidak pernah bercita-cita menjadi guru . Saat itulah aku teringat Noviana .
Aku pergi kerumah Noviana di Cicadas , sampai didepan pintu rumahnya terdengar suara ibu Noviana yang sedang berteriak histeris , memanggil nama Noviana , aku yang baru ingin menyampaikan salam langsung mengurungkan niat saat melihat dari arah dapur Noviana berlari meninggalkan rumah menenteng sandal jepit ditangannya , “ Noviana “ aku memanggilnya , ia melihatku dan ia memberikan tanda untuk pergi dari rumahnya sekarang dan bertemu di depan jalan raya , akupun menurutinya .Aku menunggu Noviana di jalan Raya dekat rumahnya , Noviana berjalan kearahku , ia memakai daster lusuh , sandal jepit yang tak jelas warnanya , matanya sembab ,lingkaran matanya hitam , noviana terlihat kurus dibandingkan saat SMA .
Aku mengajak Noviana makan baso di Prapatan Cicadas , rambut keriting Noviana berantakan , saat aku dan dia turun dari angkutan umum , aku bingung mau bertanya mulai dari mana , hingga akhirnya saat makan bakso noviana terisak , ia menangis sambil terus mengunyah baso , aku bingung tukang bakso dan pembeli yang lain melihat kami berdua dengan tatapan mata aneh .
“ Nov , kenapa nov “ aku mengelus pundakknya yang naik turun , aku sama sekali tidak nafsu makan bakso saat melihat keadaan Noviana , saat Noviana selesai menumpahkan semua air matanya , aku mengajaknya mengobrol di taman Griya bukit jaya yang tidak jauh dari prapatan Cicadas .
Aku sengaja mengajak Noviana ketempat yang sepi agar dia bisa menumpahkan segala perasaan yang ada dalam jiwanya . Aku bingung mau bertanya dari mana , hingga akhirnya Noviana berbicara .
“ Gue mau dinikahin sama Haji Syafii Nov “ ungkapnya
“ Kok bisa ? “ Noviana pun menceritakan semua permasalahan yang menderanya .
Saat kelulusan SMA , Untuk menebus Ijazah SMA Noviana harus membayar 1 juta lagi sebab ia memiliki tunggakan uang bayaran dan uang Ujian , saat itulai ibu Noviana meminjam uang Pak Haji , Setelah mengambil Ijazah , Pak HAji sering berkunjung , dan menatap Noviana dengan tatapan aneh .
Ibu Noviana memaksa untuk Noviana menikah saja , Pak Haji memiliki banyak kontrakan dan ibu Noviana dijanjikan akan diberikan kontrakan oleh pak haji , lingkungan tempat Noviana yang masih kampung , membuat pemikiran orang tua di tempat tinggal Noviana sangatlah primitive , anak perempuan yang seudah berumur 17 an haruslah sudah dinikahkan .
“ Gue mau kuliah Nov , Gue pengen jadi guru “ ungkap noviana di sela-sela isak tangisnya .
Aku pun ikut menangis , di umurnya yang masih seumur denganku Noviana memiliki banyak masalah , aku memberikan formulir pendaftaran kepada Noviana , ia menggengam erat Formulir itu ,tangisannya lama kelamaan reda , ia tersenyum melihat formulir pendaftaran yang dibelikan mama kepadaku .
“ Formulir ini mungkin lebih bermanfaat buat lu , dibandingkan buat gue , elu harus bisa buktiin ke semua orang kalau cita-cita lu bisa terwujud , gue yakin suatu saat nanti elu bakal jadi guru professional Nov “
Hari itu , hari terkahirku bertemu dengan Noviana , aku tidak mendengar kabarnya lagi , aku mulai sibuk dengan kuliahku yang padat , Nomor Handphone Noviana yang sering berganti-ganti juga menyulitkan aku untuk berkomunikasi dengannya , hingga sebuah akun Facebook meng add ku dengan nama Nova lia . Dan aku girang bukan main saat mengetahui itu adalah akun Facebook milik Noviana .
**********
“ Nofff ,, hari minggu ke rumah yaa , ada acara di rumah “
Noviana menuliskan wall di facebook ku , aku pun langsung mengomentarinya “ mau dilamar ya nov “ namun Noviana tidak membalas komentarku .
Sabtu , di akhir bulan Mei , aku datang ke rumah Noviana , aku memakai kaos dan celana jeans serta sepatu kets . Aku tidak percaya diri saat banyak orang berlalu lalang masuk dan keluar rumah noviana memakai baju batik , tenda berdiri tegak di depan rumah noviana , janur kuning melengkung didepan gang dan aku merasa bahwa aku salah kostum hari ini .
Aku membayangkan bahwa Noviana lah yang menikah namun aku mengucek mataku berkali-kali saat di tempat penerimaan tamu terlihat Noviana tersenyum saat setiap orang memberikan amplop ke dalam bakul tempat uang , jika Noviana menjadi penerima tamu , maka yang menikah siapa ??
Akupun kembali kedepan gang rumah Noviana , membaca nama yang tertera di Janur kuning , disana tertulis Siti dan Rozi , barulah aku mengerti , bahwa noviana dilangkahi siti adiknya .
Aku datang menyalami siti , Siti terlihat dewasa dibalut baju pengantin padahal usianya barulah 16 tahun ia dan Noviana berbeda 5 tahun . Siti berhenti sekolah saat SMP dia tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih kerja di pabrik . 1 tahun bekerja siti menikah dan melangkahi sang kakak yang masih ingin meraih cita-citanya .
Selesai bersalaman dengan pengantin aku makan di dekat meja penerima tamu , wajah Noviana yang di balut makeup terlihat tidak bahagia , ia tersenyum seadanya , ibu Noviana datang menghampiriku yang sedang mengobrol dengan Noviana , “ Eh , neng Nofi datang ama siapa ? “ tanyanya
“ Sendiri aja bu “ jawabku
“ Si Noviana sih kuliah , jadi dilangkahin deh sama si siti “ Ibu Noviana menatap sebentar kearah Noviana , dan kembali masuk kedalam menemui semua tamu yang hadir .
Saat ibu Noviana pergi aku kembali mengobrol dengannya
“ Biarinlah nov , gue mah ikhlas si siti Nikah duluan , Mungkin suatu saat nanti gue bisa lebih sukses dari siti “ mata Noviana memerah saat mengatakan hal yang menyayat hatinya

**********
Untuk membiayai kuliahnya , Noviana bekerja keras dengan menjadi buruh pabrik Di PT Novell , selain menjadi buruh pabrik Noviana juga mengkredit baju dan alat-alat rumah tangga . Setiap Minggu ia kuliah dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore , Kini ia sedang melamar pekerjaan menjadi guru Honorer di SDN Tlajung Udik 2 .
Seminggu sebelum UAS , Minggu 26 Juni 2011 . aku pergi bermain kerumah Noviana , saat bertemu Ibu Noviana , ia tetap tidak setuju Noviana kuliah .
“ Nih neng , daripada Uangnya buat kuliah mendingan buat bikin dapur neng , Si Novi mah susah dibilangin sama ibu “ Aku sedih mendengar jawaban ibu Noviana saat aku menanyakan pendapatnya tentang kuliah Noviana
“ Bapak mah terserah novi aja neng , dia udah besar , keputusan ditangan dia sendiri , “ ungkap ayah Noviana saat aku menanyakan hal yang sama
Saat itu aku tidak bertemu dengan Siti . ia tinggal di rumah suaminya di Jonggol .
Di Facebook , aku bertanya tentang Noviana kepada adhi teman berantem kami saat SMA
“ Bangga deh sama Noviana yang cita-citanya pengen jadi guru , semoga sukses “
Masih di Facebook , aku menanyakan tentang Noviana kepada Guruku waktu SMA
“ Bangga ada yang mau bercita-cita menjadi guru , Semoga Noviana Sukses “
Mungkin masih butuh waktu untuk Noviana membuktikan bahwa keputusannya untuk kuliah adalah hal terbaik yang menjadi bekal Noviana untuk menjadi orang sukses , namun kerja kerasnya membiayai kuliah dan hidupnya adalah hal yang patut diacungi jempol , Aku selalu berdoa supaya kamu sukses Nov ,,,

Teristimewa temanku selama 6 tahun Noviana ,,,,

===SELESAI===

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More